WELCOME TO MY BLOG

Delete this widget from your Dashboard and add your own words. This is just an example!

Otak Einstein Diawetkan

Senin, 26 November 2012


Semua orang di Bumi pasti sudah tidak asing lagi dengan tokoh yang satu ini.Ialah Einstein, seorang jeniu fisika yang hidup pada abad 19.Namun ternyata Otak Albert Einstein sering dijadikan sebagai objek riset dan spekulasi. Otak dari tokoh fisika terbesar di abad ke-20 ini diambil 7 jam setelah kematiannya pada tahun 1955. 

Otak ini menarik perhatian dunia karena reputasi Albert Einstein sebagai seorang jenius, dan nampaknya kelainan dan ciri khas di dalam otaknya ini mempunyai korelasi kuat dengan kemampuan intelegensi yang menyebabkan terciptanya banyak ide brillian dalam dunia fisika dan matematika.
Mengenai pengambilan otak dan pengawetan ini apakah mendapat ijin dari yang bersangkutan merupakan bahan perdebatan yang luas. Dalam biografinya yang ditulis oleh Ronald Clark (1971) dikatakan: "Dia sangat menyetujui agar otaknya dipakai sebagai objek riset dan meminta agar badannya juga dikremasikan".

Namun pernyataan Ronald Clark ini nampaknya tidak begitu cocok, bahkan pengambilan otak inipun belum mendapat ijin dari fihak keluarganya. Ijin dari anaknya yang bernama Hans Albert Einstein baru diberikan setelah pengambilan dilakukan, dan inipun disetujui jika otak tersebut hanya dipakai untuk kegiatan riset yang hasilnya dipublikasikan dalam jurnal ilmiah yang berkualitas tinggi.

Prof Marian Diamond – yang membedah otak Einstein – menemukan bahwa otak Einstein sangat mirip dengan otak orang kebanyakan. Hanya otak Einstein lebih terlatih pada sedikit bagian-bagian tertentu saja.
Prof Marian Diamond adalah ahli anatomi otak, dari Universitas California di Berkeley, telah menghabiskan waktu selama enam bulan hanya untuk meneliti otak Einstein. Beliau "menyibukkan diri" memilah-milah bagian otak ahli fisika ini dan menghitung sel-selnya.

Di bagian sebelah kiri otak sang jenius ini ditemukan ditemukan lebih banyak sel glial untuk setiap neuron daripada dalam otak biasa. Hal ini mungkin bisa menjadi alasan mengapa Einstein begitu cerdas, sekalipun Professor Diamond tidak begitu dapat memastikannya.

Sebagai gambaran, ada dua jenis sel dalam otak manusia. Sel neuron, yang melakukan tugas berpikir dan mengatur kerja syaraf, sedangkan sel glial atau neuroglia berfungsi menyediakan "makanan" dan melakukan tugas yang menunjang kerja sel neuron.

Prof. Diamond memperoleh gagasan untuk melaksanakan penelitian itu setelah melihat gambar otak Einstein yang telah diawetkan, yang dimuat dalam sebuah majalah ilmu pengetahuan.

Otak yang diawetkan ini dimiliki oleh seorang ahli patologi dari Missouri, Amerika Serikat. Thomas Hervey, ahli patologi ini adalah salah seorang dari para dokter yang melaksanakan otopsi atas ahli fisika ini, pada waktu Einstein meninggal 18 April 1955 pada umur 76 tahun. Ternyata tidak gampang merawat awetan otak ini. Ahli patologi tidak sekalipun bermaksud menjualnya. Untuk membujuk ahli patologi ini, Prof. Diamond memakan waktu selama tiga tahun. Itu pun tidak seluruhnya. Sang profesor hanya mendapatkan empat irisan kecil dari otak itu.

Bagaimanapun juga, otak Einstein yang baru ditemukan kembali pada tahun 1978 ini mendapat perhatian yang luas terutama di dalam dunia ilmiah. Otak ini berada dalam sebuah botol batu yang diisi dengan cairan jus apel (cider) selama lebih dari 20 tahun.

LEDAKAN ENERGI KEBERHASILAN



Ketika saya menulis artikel ini, saya sedang menghadiri sebuah seminar di Jakarta. Saya melihat dengan mata kepala sendiri "orang-orang berenergi." Apakah energi dari orang-orang tersebut bisa dilihat? Ya. Bahkan sangat jelas. Mereka memiliki kekuatan keyakinan yang dahsyat. Semua terpancar dari tatapan mata, cara bicara, gerakan tubuh dan lain-lain.
Apakah "orang-orang berenergi" itu dengan sendirinya mengeluarkan energinya? Tentu saja tidak. Energi apa pun tidak akan terpancar dengan otomatis tanpa sebab. Seperti halnya kayu bakar tidak akan mengeluarkan energi panas tanpa dibakar terlebih dahulu. Bom nuklir tidak akan mengeluarkan energi yang super dahsyat tanpa diledakkan dahulu.
Demikian juga dengan emosi manusia. Mereka akan mengeluarkan energi yang sangat luar biasa jika emosi mereka diobok-obok terlebih dahulu. Misalnya membakar emosi mereka dengan analogi tentang penderitaan yang akan mereka hadapi dan juga oleh orang-orang yang mereka kasihi, jika mereka tidak segera bertindak untuk mencapai impian. Dan, hampir semua di antara mereka menangis. Saya juga, karena saya termasuk peserta seminar tersebut. Bahkan sampai ada yang pingsan (yang ini bukan saya), karena tidak bisa mengantisipasi ledakan energi yang ditimbulkan.
Apakah pancaran energi ini akan bersifat permanen? Tidak. Seperti halnya kayu bakar. Setelah dibakar dan mengeluarkan energi, jika dibiarkan akan redup dan mati. Demikian juga dengan bom atau petasan. Setelah meledak ya sudah, selesai.
Demikiankah dengan energi dari emosi manusia? Saya rasa demikian. Bahkan, emosi manusia seperti bom atau petasan. Jadi kita harus pandai memilih emosi mana yang harus diledakkan. Jika emosi negatif tentu saja akan sangat merugikan kita yang ujung-ujungnya menyesal. Jika itu emosi positif, maka akan berdampak positif bagi kita sendiri maupun terhadap lingkungan kita. Dan kita juga harus berusaha selalu mempertahankan ledakan emosi positif kita. Ini tidak mudah. Biasanya ia akan mudah redup dan bahkan mati keesokan harinya setelah kita bangun dari tidur.
Maka kita butuh stimulus untuk mempertahankannya agar ledakan energi positif kita terus meledak-ledak tanpa henti. Kita butuh semacam "catatan impian" untuk mengingatnya. Kita butuh agenda, bertemu dengan orang-orang yang positif, membaca buku motivasi atau artikel motivasi di Pembelajar.com, ikut pertemuan atau seminar-seminar yang melecut motivasi kita. Bagi yang kesulitan dana untuk ikut seminar yang sangat mahal pun ada seminar yang sangat murah, tapi sangat bagus dan bermutu untuk pembelajaran kita. Kita memang akan selalu membutuhkan stimulus untuk memotivasi kita dalam meraih impian.
Oya, para pelatih-pelatih profesional juga selalu merekomendasikan kita untuk selalu memiliki mentor. Namun, para mentor yang melatih kita tidak akan bisa berbuat banyak jika tidak ada kemauan dan keyakinan dari kita sendiri. Bagaimanapun juga keberhasilan adalah mutlak dari diri kita sendiri. Mentor hanya bersifat membakar emosi kita, memberi petunjuk dan contoh karena memang mereka lebih tahu dari kita, dan sudah mengamati dan mengalaminya sendiri. Seperti halnya jika kita akan mendaki sebuah gunung. Kita harus bertanya kepada yang pernah mendaki gunung tersebut.
Saya tambahkan lagi, kita juga mestinya bertanya kepada seseorang yang mengamati gunung tersebut meskipun dia belum pernah mendakinya. Tetapi, dia telah memiliki referensi yang cukup dari orang-orang yang relevan mengenai gunung tersebut dan ia memberitahukannya kepada kita. Saya kira ini lebih objektif. Karena kita sedang belajar dari siapa saja yang tahu tentang gunung itu. Ada kalanya seorang pendaki lupa memberitahu kepada kita soal di mana hambatannya. Dan kita justru mengetahuinya dari seorang pengamat—yang mempelajarinya dari sejumlah pendaki yang lain—yang notebene bukan pendaki.Tetapi sekali lagi, keberhasilan adalah dari diri kita sendiri. Yaitu dari kemauan dan keyakinan kita.
Untuk mencapai tujuan dan impian kita, kita tentu harus mempunyai kendaraan untuk menuju ke sana. Sudahkah Anda memilihnya dengan benar? Kendaraan yang lambat atau tercepat? Apa pun kendaraan kita, "mau, yakin dan fokus" adalah hal yang membuat kita berhasil.
Bagaimana menurut Anda?[ek]

PERBEDAAN PRIA DAN WANITA DI DUNIA KERJA

Minggu, 25 November 2012



SANGAT menyenangkan bila kita dapat bekerja sama dengan rekan sekerja pria. Perbedaan antara pria dan wanita, terutama dalam bidang komunikasi, sering membuat kita tertawa dan menjadi bahan yang menarik untuk diperbincangkan di tempat kerja. Hal ini juga membantu para wanita agar lebih mengerti dan menghargai bagaimana Tuhan menciptakan kaum pria.
Yang jelas, pendapat berikut bukan untuk menyamaratakan perbedaan antara pria dan wanita. Namun, walau bagaimanapun, selalu ada pengecualian yang didasarkan pada jender. Secara umum, perbedaan antara pria dan wanita di dunia kerja adalah sebagai berikut:
Perbedaan 1: Cara Berpikir
Pola pikir pria cenderung didasari pada fakta, sementara wanita cenderung pada konsep dan jalinan hubungan. Semangat wanita sama halnya dengan sistem kereta api bawah tanah, yaitu saling berhubungan, sedangkan semangat pria seperti kapal di atas lautan yang berlayar dari titik A menuju titik B.
Perbedaan 2: Cara Memerintah
Pria cenderung lebih tegas, sementara wanita lebih halus tetapi dengan penekanan di akhir kalimat. Di satu sisi mereka berusaha mempertahankan keharmonisan, tetapi di sisi lain mereka memberi penekanan seperti kata-kata yang diucapkan di akhir kalimat seperti, "Kamu bisa, kan?"
Perbedaan 3: Pemilahan
Pria dapat bekerja sama dengan orang yang tidak disukainya. Wanita pada umumnya sulit untuk dapat bekerja sama dengan orang yang tidak disukainya. Hal ini dikarenakan pria dapat memilah-milah, "Pekerjaan, ya, pekerjaan." Sebaliknya, wanita dalam melakukan sesuatu selalu menghubungkan hal satu dan lainnya. Contohnya, bisa saja terjadi mereka tidak dapat bekerja dengan si X yang sering bercanda dengan cara tidak sopan.
Perbedaan 4: Mengekspresikan Perasaan
Bila seorang pria ingin mengutarakan perasaannya, mereka akan membicarakannya kepada istri atau kekasihnya. Paling tidak, pada orang terdekatnya. Sementara wanita dapat mengutarakan perasaannya kepada siapa saja, tidak selalu kepada orang yang dekat dengannya, baik kepada teman sekerja ataupun kepada sesama wanita yang sama-sama sedang mengantre di kasir. Bahkan kepada dokter dan tukang potong rambut pun mereka bisa bercerita dengan bebas.
Perbedaan 5: Pendekatan Saat Ada Masalah
Saat menghadapi masalah, pria akan berpikir untuk mencari jalan keluarnya. Bagi wanita, tidak cukup hanya dengan memikirkan permasalahan yang dihadapi. Wanita memerlukan seseorang untuk mendengarkan keluhannya walaupun orang tersebut tidak selalu harus memberi solusi. Pria memerlukan solusi. Pria senang memecahkan permasalahan, tidak hanya membicarakannya.
Perbedaan 6: Tujuan
Baik pria maupun wanita ingin mencapai tujuannya, tetapi masing-masing punya cara yang berbeda.
Pria cenderung memfokuskan hasil akhir dan tertarik pada cara pencapaian usaha. Wanita lebih memfokuskan pada pencapaian sasaran dan cenderung untuk mempertimbangkan penilaian orang lain. Bila di dalam suatu rapat terdapat dua orang pria yang saling berdebat dengan serunya, maka hal itu tidak berarti mereka saling membenci.
Perbedaan 7: Komentar
Pria dapat memberikan komentar secara terus terang dan memotong pembicaraan orang lain bila ingin berkomentar, sementara wanita cenderung lebih peka dan berhati-hati. Oleh karena itu, bila Anda meminta pendapat kepada rekan pria, mereka akan langsung memberikan pendapatnya. Bila Anda tidak suka dan marah pada kejujuran mereka, sulit bagi mereka untuk dapat mengerti reaksi Anda. Jangan lupa, pendapat yang mereka berikan memang merupakan pendapat yang bukan ditujukan kepada pribadi karena pada dasarnya mereka tidak bermaksud untuk menyerang secara pribadi.
Perbedaaan 8 : Mengajukan Pertanyaan
Pria jarang mengajukan pertanyaan. Dan bila mereka bertanya, biasanya untuk mendapatkan informasi. Wanita sering mengajukan pertanyaan tetapi untuk dua alasan, yaitu untuk memperoleh informasi dan untuk menjaga jalinan suatu hubungan. Itulah sebabnya wanita sering mengajukan pertanyaan yang sebetulnya jawabannya telah mereka ketahui.
Perbedaan 9: Cara Menelepon
Pada umumnya pria berbicara lebih singkat di telepon. Sebaliknya, wanita senang mengobrol.
Nah, sekarang Anda sudah memahami perbedaannya, bukan? Tapi jangan lupa, hal itu tak berarti yang satu lebih baik dari yang lain. Wajar saja bila pria bersikap lebih terus terang. sedangkan wanita lebih peka serta cenderung lebih memerhatikan pentingnya sebuah hubungan. Perbedaan gaya yang dimiliki pria dan wanita justru akan dapat saling mengisi sehingga terjalin kerja sama yang lebih baik dengan adanya keterbukaan dan pengertian kedua belah pihak.


MENJUAL KEUNIKAN



Oleh: Rijalul Rokhima Kumulloh

Saya sering mengamati perilaku para pelaku dunia entrepreneurship atau dunia usaha kecil. Sejauh pengamatan saya, bahwa keunikan, atau ciri khas tertentu pada suatu produk atau jasa menjadi nilai tambah tersendiri. Bahkan cukup menentukan keberhasilan bisnis.
Kenapa harus menjual kenunikan? Saya menjawabnya secara NLP (neuro linguistic programming) yakni bagaimana pikiran bekerja atau bagaimana sebuah keunikan tertentu menjadi begitu mengesankan masuk ke dalam pikiran. Menciptakan kesan hingga “tak terlupakan” melalui keunikan menjadi aspek penting dalam dunia bisnis.
Begini. Tampaknya pikiran akan bekerja atau mengenali suatu hal secara berkesan/mendalam apabila ada perbedaan antara satu objek dengan objek lainnya. Pikiran kita akan mengalami kesulitan untuk mengenali seorang anak yang kembar siam, mirip, apalagi pakai kostum yang sama. Pikiran kita akan berat untuk mengenalinya.
Berbeda dengan suatu objek yang secara kontras berbeda: cantik-jelek, tinggi-pendek, hitam putih, kalem-cerewet. Pikiran kita akan mudah mengenalinya. Seorang dosen akan mudah mengenali mahasiswa yang menonjol pintar dan bodohnya, usil dan tidaknya. Mahasiswa yang masuk kategori biasa-biasa saja sulit dikenali.
Pikiran akan dengan sangat mudah mengenali perbedaan. Apabila ada seseorang mengenakan kacamata dengan kombinasi satu (kiri) warna hitam dan satunya (kanan) berwarna putih (bening) maka kita akan sangat tertarik untuk melihatnya. Semakin unik, semakin tertarik pikiran kita. Hal semacam ini justru yang sering dimanfaatkan oleh dunia iklan. Semakin aneh sebuah iklan, semakin terkesan kita.
Lepas apakah para pelaku bisnis rumah makan menggunakan pendekatan ini atau tidak, namun sejauh pengamatan saya, semakin unik rumah makan itu semakin memiliki daya magis untuk mendatanginya. Uniknya lagi, yang mereka tojolkan bukan sekadar soal rasa masakannya, melainkan hal-hal lain di luar masakan. Sebab, yang namanya bisnis makanan itu menyangkut lidah pelanggan yang nyaris sulit disamakan. Suatu jenis masakan terasa enak menurut orang Jawa Barat, belum tentu menurut selera orang Yogyakarta misalnya. Ada beberapa cerita unik di luar rasa/selera masakan yang dapat menambah daya tarik atau nilai jual rumah makan tersebut.
Pertama, sebuah restoran menjual tempat. Suatu saat, ketika saya mengadakan seminar “NLP-Way to Success” di Denpasar atas udangan sebuah event organizer (Definite Success Partner, Denpasar) saya diajak makan siang di sebuah restoran yang menurut saya unik. Bahkan sepanjang pengetahuan saya sebagai orang yang suka makan di rumah makan, keunikan ini belum ada duanya.
Rumah makan ini berlokasi di Desa Anggabaya, Denpasar (pinggiran Utara Denpasar), jalan menuju Ubud, Bali. Salah satu keunikannya adalah “menjual tempat”. Bila Anda berkunjung ke sana bukanlah sebuah papan nama restoran makanan tertentu, melainkan sebuah papan nama bertuliskan “Hanya sebuah Tempat”. Anda akan dibuat bingung dengan tulisan itu sebgai papan nama restoran. Bagaimana tidak bingung, sebuah restoran malah menonjolkan sebuah tempat. Hanya tempat yang dijual!
Bila Anda kebetulan lewat di depannya dan belum ada informasi awal bahwa itu adalah restoran, terkesan bahwa tempat itu adalah sebuah lokasi penjual tanaman hias atau tanaman langka. Ketika saya berdiri di depannya, sangat jelas kesannya bahwa tempat itu adalah sebuah kebun tanaman langka di sebuah perbukitan.
Namun, ketika saya masuk di dalamnya bahwa itu adalah sebuah restoran dengan desain alami dan dihiasai dengan berbagai tanaman langka Indonesia. Dengan kombinasi serasi antar kontur dan tanah di situ dibuat gubug-gubug (cottage) bambu sebagai “meja” makan. Semuanya ditata secara natural, alami, tanpa merubah kontur tanah.
“Hanya sebuah Tempat” sebuah nama restoran yang menjual keunikan tempat. Keunikan yang tidak lazim ini (bahwa lazimnya sebuah restoran adalah menjual makanan khas) membuat perhatian neurologis pengunjung yang sulit untuk melupakannya. Aneh, restoran kok jual tempat.
Kedua, keunikan Kaos Joger. Bila Anda berknjung ke Pantai Kuta tetapi tidak belanja di Joger, maka belum dianggap pernah ke sana. Joger identik dengan Pantai Kuta. Keunikan di Joger adalah “menjungkirbalikkan” logika dengan kata-kata. Logika umum yang sudah sangat lazim hidup di alam bawah sadar masyarakat dibengkokkan dengan kreativitas kata-kata.
Joger menjual kaos melalui kata-kata yang “diplesetkan” secara kreatif namun tidak akan mengurangi kualitas produk kaosnya. Joger adalah pabrik kata-kata, begitu mottonya. Dari sana banyak kata-kata kreatif yang –boleh dikatakan—nyaris tidak berkaitan langsung dengan bisnis kaosnya.
Yang jelas bila Anda berkunjung ke sana akan “terhipnosis” dengan kata-kata kreatifnya. Contoh, di tembok batas kiri tertulis, “Ini Tembok Joger, bukan Tembok Berlin”. Awam sudah tahu bhwa itu bukan tembok Berlin, tetapi dengan menuliskannya, tulisan itu telah menggores alam bawah sadar pengunjung untuk terus mengingat Joger. Atau tulisan “Ini Kasir bukan Kasur”, tulisan yang dipajang di atas seorang Kasir membuat Anda nyengir (tertawa kecil) sendiri karena terkesan. Dan salah satu tulisan yang aneh dan sangat tidak relevan dengan bisnis kaosnya adalah “Maaf Sate Kambing sudah Habis”. Apa hubungannya sate kambing habis dengan kaos yang dijual?
Secara harfiah dan nalar umum jelas-jelas tidak nyambung antara sate dengan kaos. Namun bila bicara kreatifitas bisnis khususnya bagaimana menanamkan kesan agar nama Joger tertanam di alam pikiran bawah sadar pengunjung agar ingat terus dengan Joger, jelas-jelas sangat terkait. Ingat pikiran akan mudah mengingat bila ada perbedaan, terlebih perbedaan itu sangat menyolok.
Tentunya, tidak sekedar “mencangkokkan” kreativitas itu ke dalam alam pikir pengunjung, namun harus diikuti dengan kualitas produk. Untuk produk kaosnya, meski pun di kaos yang dijual ditulis “Joger Jelek” tetap saja banyak orang yang memborongnya. Sebab, kualitas bukanlah terletak di kata-kata, melainkan pada produk nyata. Kualitas produk dengan kreativitas menjual malalui cara-cara unik merupakan salah satu faktor sukses bisnis.
Ketiga, keunikan jenis makanan (penganan) molen. Yang ini tidak seistimewa Joger, namun perlu saya sampaikan terkait dengan keunikan bisnis sebagai kekutan. Molen adalah jenis penganan berupa pisang goreng yang dibalut dengan terigu. Apa yang unik dengan molen ini?
Pada umumnya, yang namanya molen ya hanya pisang goreng yang dibalut tepung terigu berukuran tidak lebih segenggam tangan. Namun saya melihat ada penjual molen kreatif di Purwokerto. Penjual molen ini molen dengan beberapa kombinasi rasa. Ada molen rasa keju, cokelat, nanas, stroberi dan kombinasi rasa lainnya. Dengan sedikit perbedaan dengan molen biasa, penjual ini cukup memikat pembeli. Ia omsetnya lebih besar dari pada penjual molen biasa tanpa sentuhan kreativitas atau keunikan terentu.
Keempat, keunikan soto gebrak. Maaf untuk yang satu ini saya tidak punya data konkret. Namun cukup unik bagaimana memikat pengunjung. Pada suatu hari ada tayangan televisi tentang keunikan soto gebrak di Jakarta. Disebut soto gebrak karena pada saat pengunjung lagi menikmati kelezatan soto tiba-tiba dikagetkan suara braaakk… braakk…braakk! Suara gebrakan meja khusus untutuk digebrak dengan botol yang desain khusus sebagai alat gebrak.
Apa hubungan antara soto dengan gebrakan meja? Nalar umum akan mengatakan tidak ada hubungan sama sekali dan malah mengusik kenikmatan pengunjung. Namun kalau tujuannya adalah untuk menamkan (baca meng-install kesan ke pikiran pengunjung agar terus diingat) maka cara demikian adalah cara kreatif.
Sekali lagi bahwa keunikan merupakan salah satu cara agar sebuah bisnis mendapat kesan khusus bagi pengunjung. Lebih dari sekedar kesan khusus, keunikan merupakan salah satu alat installing ke alam bawah sadar pengunjung agar teringat terus dengan bisnis tersebut. Selanjutnya, installing ini haus diikuti oleh kualitas produk dan layanannya.[w]


NILAI KESUKSESAN

Di sebuah sekolah, seorang guru mendapat pertanyaan dari salah seorang muridnya yang paling kritis. "Guru, apakah kami semua nanti bisa sukses?" Sang guru tersenyum mendengar pertanyaan itu. Tak lama, ia mengeluarkan uang senilai seratus ribu dari kantongnya. "Hayoo, siapa yang mau uang ini?" Semua anak berebutan mengacungkan tangannya. Uang senilai itu bagi mereka sangat besar.
Tiba-tiba, sang guru melipat-lipat dan meremas uang itu hingga kucel dan tidak karuan bentuknya. Ia pun berujar lagi, ”Hayoo, siapa yang mau uang ini?” Walaupun merasa heran dengan kelakuan gurunya, murid-murid tidak peduli, mereka kembali mengacungkan jarinya, sambil berteriak ”Saya… saya... saya....” Semua serempak mengajukan diri untuk mendapatkan uang itu.
Melihat antusiasme muridnya, sang guru kemudian menjatuhkan uang tersebut ke lantai dan menginjak-injak uang itu hingga kecil, tidak karuan dan kotor. Mendapati gurunya melakukan hal itu pada uang tersebut, sebagian murid melongo. Mereka tak tahu apa maksudnya sang guru menginjak-injak uang yang nilainya sangat besar bagi mereka itu. Guru pun kembali bertanya, ”Hayoo, siapa yang masih menginginkan uang ini?”
Ternyata, meski uang itu menjadi jelek, kumal, dan bahkan bercampur sedikit lumpur yang berasal dari injakan sepatu guru, masih banyak murid yang antusias mendapatkan uang tersebut. ”Aku, Guru… aku....”
”Kalian tetap saja mau dengan uang ini? Kalian tidak melihat betapa uang ini sangat kucel, jelek, kumal dan bau?”
”Jelek itu kan hanya bentuknya saja, Guru. Tetapi saja uang itu nilainya seratus ribu,” jawab murid-murid yang tetap antusias meminta gurunya memberikan uang itu.
Sang guru pun kemudian berujar, ”Kalian benar. Meskipun sudah tidak karuan bentuknya, uang itu tetap berharga dan kalian tetap ingin memilikinya. Nah, jika tadi ada pertanyaan, apakah semua bisa sukses? Jawabannya sama seperti nilai uang ini. Dalam proses menuju ke arah kesuksesan, kalian pasti akan mengalami berbagai ujian dan cobaan, mungkin mengalami jatuh, diinjak, dan dilecehkan. Walaupun begitu, nilai diri kalian tidak akan berubah. Semua tergantung kalian sendiri, bisa menjaga nilai yang ada dalam diri kalian atau tidak. Jika kalian mampu menghargai diri sendiri dan menentukan nilai diri, dengan keyakinan, kerja keras dan semangat pantang menyerah, maka sukses pasti kalian dapatkan.”
Pembaca yang budiman,
Tak peduli berbagai ujian, cobaan, halangan, dan tantangan yang menghadang, jika kita punya satu nilai dalam keyakinan dalam diri, bahwa sukses adalah hak saya, maka jalan kesuksesan pasti akan selalu terbuka.
Karena itu, seberat apa pun perjuangan yang kita lakukan, seganas apa pun padang gurun yang kita harus lewati, setinggi apa pun gunung yang akan kita daki, seluas apa pun samudra yang kita seberangi, tetaplah pelihara semangat ”Success is my right!”. Tanamkan dalam diri, dan teruslah bekerja keras untuk mewujudkan semua mimpi. Harta tak ternilai itu ada dalam diri Anda. Perjuangkan!!!
.

Sumpah Dan Janji Anggota Polri



DEMI ALLAH, SAYA BERSUMPAH / BERJANJI :
BAHWA SAYA, UNTUK DIANGKAT MENJADI ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA, AKAN SETIA DAN TAAT SEPENUHNYA KEPADA PANCASILA, UNDANG - UNDANG DASAR TAHUN 1945 , TRI BRATA, CATUR PRASTYA DAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA SERTA PEMERINTAH YANG SAH.

BAHWA SAYA, AKAN MENTAATI SEGALA PERATURAN PERUNDANG - UNDANGAN YANG BERLAKU DAN MELAKSANAKAN KEDINASAN DI KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA YANG DIPERCAYAKAN KEPADA SAYA DENGAN PENUH PENGABDIAN, KESADARAN DAN TANGGUNG JAWAB.

BAHWA SAYA, AKAN SENANTIASA MENJUNJUNG TINGGI KEHORMATAN NEGARA, PEMERINTAH DAN MARTABAT ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA, SERTA AKAN SENANTIASA MENGUTAMAKAN KEPENTINGAN MASYARAKAT, BANGSA DAN NEGARA DARI PADA KEPENTINGAN SAYA SENDIRI, SESEORANG ATAU GOLONGAN.

BAHWA SAYA, AKAN MEMEGANG RAHASIA SESUATU YANG MENURUT SIFATNYA ATAU MENURUT PERINTAH HARUS SAYA RAHASIAKAN.
BAHWA SAYA, AKAN BEKERJA DENGAN JUJUR, TERTIB, CERMAT DAN BERSEMANGAT UNTUK KEPENTINGAN BANGSA DAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA DAN TIDAK AKAN MENERIMA PEMBERIAN BERUPA HADIAH DAN / ATAU JANJI - JANJI BAIK LANGSUNG MAUPUN TIDAK LANGSUNG YANG ADA KAITANNYA DENGAN PEKERJAAN SAYA